Pengertian dari stressor itu sendiri adalah perilaku yang mana tidak tergantung pada dorongan motivasi pada diri maupun dari luar diri kita. Jika suatu dorangan yang tidak dapat tersalurkan atau pun terhambat maka dapat menimbulkan suatu stres pada diri orang tersebut. Ada pun penyebab frustasi, yakni yang berasal dari internal ( pada diri pribadi) keterbatasan fisik pada diri orang tersebut, daya konsentrasi, kepandaian individu untuk menyikapi akan masalah yang ada. Sedangkan penyebab frustasi yang berasal dari eksternal (luar diri pribadi) yaitu depresi, kekecewaan yang mendalam, kecelakan, kematian seseorang yang berarti dalam kehidupan (orang tua, suami atau istri, ataupun mereka yang dicintai.
Setiap individu yang ada memiliki perbedaan dalam berbagai hal individual differences. Perbedaan tersebut dapat berhubungan dengan bagaimana seseorang mengalami stress. Pola stress seseorang pun akan berbeda tentunya pada setiap individu, penyesuaiannya pun berbeda antara anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang lanjut usia, kekhasan dari perbedaan tersebut bersifal melekat, yakni sulit untuk merubah cara penyesuaian diri masing-masing. Semisal, seorang anak remaja mengalami suatu permasalahan ( bertengkar dengan temannya) maka anak tersebut akan terus bertengkar dengan temannya tersebut, namun beda halnya dengan seorang dewasa mengalami hal tersebut, maka dia akan bertindak berbeda dengan anak remaja yang notabene masih labil dalam hal kematangan emosi.
Bobot stress, seseorang yang setres dapat diibaratkan sebuah balon yang ditiup terus menerus, jika balon tersebut memiliki daya elastisitas tinggi maka ledakan yang diakibatkan udara yang terus menerus ditiupkan kedalam balon tersebut akan lebih lama namun nantinya akan ada batasan untuk melar dan berujung meledak, sama halnya manusia selama manusia tersebut dapat bertahan maka manusia atau individu tersebut akan terlihat baik-baik saja, namun individu tersebut akan merasakan stress yang hebat ketika pikiran individu telah penuh dan dapat dikatakan “meledak” ketika perilaku individu tersebut lepas kontrol. Dampak komulatif dari stress yang bertumpuk dapat mengakibatkan depresi, berpikiran untuk bunuh diri, serangan jantung, stroke, dan mengalami kondisi jiwa yang sakit.
Hal yang dapat dilakukan ketika seseorang mengalami stress yakni dengan cara menjadi seorang individu yang terbuka dengan orang lain, missal jika ada masalah dengan orang lain maka langsung mengatakan masalah yang ada namun dengan catatan emosi atau kemarahan dapat ditekan, cara lain dengan bercerita sharing dengan teman, sahabat ataupun orang yang dapat dipercaya untuk “membawa” rahasia yang diceritakan,konon cara ini dapat mengurangi stress yang signifikan dalam penekanan tingkat stress yang ada.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_156_Depresi.pdf
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/cdk_156_Depresi.pdf
No comments:
Post a Comment